-->

PIKNOMETER : Cara Menggunakan Piknometer

Piknometer adalah alat laboratorium yang digunakan untuk menentukan massa jenis suatu zat padat atau cairan. Piknometer biasanya terbuat dari kaca dan pada bagian tengah tutupnya terdapat pipa kapiler sehingga gelembung udara dapat lolos dari alat tersebut.

Piknometer memiliki berbagai macam ukuran yaitu 100 ml, 50 ml, 25 ml, dan 10 ml. Ukuran yang sering digunakan adalah 10 ml dan 25 ml.

Di laboratorium biasanya piknometer digunakan untuk menentukan massa jenis atau berat jenis minyak sawit/ CPO, minyak atsiri, dan berat jenis tanah atau material berpori seperti batuan. Untuk sampel zat padat yang akan diukur berat jenisnya maka sampel dihaluskan terlebih dahulu sampai berbentuk serbuk.

Cara Menggunakan Piknometer

  1. Bersihkan piknometer dan keringkan dengan oven pada suhu 105⁰C selama 15 - 30 menit.
  2. Keluarkan piknometer dan masukkan dalam desikator selama 10 - 15 menit.
  3. Catat volume piknometer yang digunakan ( 50 ml, 25 ml, atau 10 ml ).
  4. Timbang piknometer kosong dan catat sebagai a gram.
  5. Masukkan sampel ke dalam piknometer sampai di atas leher, pasang tutupnya hingga sampel dapat mengisi pipa kapiler sampai penuh dan pastikan tidak ada gelembung udara di dalam piknometer.
  6. Keringkan bagian luar piknometer dengan tisu.
  7. Timbang piknometer berisi sampel dan catat sebagai b gram.
  8. Setelah selesai piknometer dibersihkan dan dikeringkan.
  9. Massa jenis suatu zat dapat ditentukan.

Menghitung Massa Jenis Suatu Zat

Rumus :

Di mana :
p ( rho) = massa jenis suatu zat ( kg/m3 atau gr/cm3 )
m = massa suatu zat ( kg atau gr )
v = volume suatu zat ( m3 atau cm3)

Setelah menggunakan piknometer maka massa jenis suatu zat dapat dihitung.
massa suatu zat yaitu ( massa piknometer yang berisi sampel ) - ( massa piknometer kosong )
volume suatu zat yaitu berdasar volume piknometer yang digunakan.
Sehingga :






Perawatan Piknometer

Agar piknometer dapat digunakan secara maksimal dan akurat maka perlu adanya perawatan. Salah satu perawatan piknometer yaitu dilakukan kalibrasi. Tujuan dilakukan kalibrasi adalah untuk menjaga agar alat piknometer dapat terjamin keakuratannya. Sebelum digunakan sebaiknya piknometer dikalibrasi terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil dengan ketelitian tinggi.

STANDARISASI Kalium Permanganat ( KMnO4 )

Standarisasi kalium permanganat dapat dilakukan dengan menggunakan larutan baku natrium oksalat ( Na2C2O4 ) dan larutan baku asam oksalat ( H2C2O4 ).
Metode yang digunakan untuk standarisasi larutan KMnO4 adalah dengan metode titrasi permanganometri. Titrasi permanganometri adalah titrasi yang menggunakan prinsip reaksi reduksi dan oksidasi. Metode ini sering digunakan karena permanganometri merupakan oksidator kuat,dan dalam titrasi ini tidak memerlukan indikator. Adapun kekurangan dari metode ini adalah larutan KMnO4 tidak stabil dalam penyimpanan.

Sebelum dilakukan titrasi larutan natrium oksalat atau asam oksalat ditambahkan dengan asam sulfat 2 N. Fungsi penambahan asam sulfat ini adalah untuk memberikan suasana asam, karena titik akhir titrasi lebih mudah diamati bila reaksi dilakukan dalam suasana asam dan asam sulfat ini tidak dapat bereaksi dengan titran. Penambahan asam HCl dan HNO3 tidak diperbolehkan karena HNO3 merupakan oksidator dan HCl pada suhu 700C akan bereaksi menjadi Cl2.

Setelah penambahan asam sulfat maka larutan natrium oksalat atau asam oksalat dipanaskan pada suhu 700C untuk mempercepat terjadinya reaksi antara KMnO4 dengan natrium oksalat atau asam oksalat karena pada suhu ruangan reaksi antara keduanya berjalan lambat sehingga sulit untuk menentukan titik akhir titrasi.

Standarisasi KMnO4 menggunakan natrium okasalat maupun asam oksalat tidak perlu menggunakan indikator karena KMnO4 sendiri selain bertindak sebagai titran juga bertindak sebagai indikator. Titik akhir hasil titrasi ditunjukkan dengan perubahan warna dari bening menjadi merah muda. Warna merah muda muncul karena kelebihan ion permanganat. Satu tetes kelebihan ion permanganat akan menimbulkan warna merah muda yang jelas terlihat.

Standarisasi Kalium Permanganat ( KMnO4 ) dengan Natrium Oksalat (  Na2C2O4 )

Senyawa natrium oksalat merupakan standar yang baik untuk permanganat dalam larutan asam. Natrium oksalat dapat diperoleh dengan kemurnian tinggi, non higroskopis, dan stabil pada saat pengeringan. Reaksi antara KMnO4 dengan natrium oksalat sedikit rumit dan berjalan lambat pada suhu ruangan sehingga perlu dilakukan pemanasan sebelum dilakukan titrasi.

** Alat yang digunakan :
- Timbangan analitik ( 4 angka dibelakang koma )
- Statif dan klem
- Buret 50 ml
- Erlenmeyer 125 ml
- Gelas piala 200 ml
- Labu takar 100 ml
- Pipet volum 10 ml
- Pipet ukur 10 ml
- Pipet tetes
- Kompor listrik
- Termometer
- Batang pengaduk

** Bahan yang digunakan :
- Kalium permanganat ( KMnO4 )
- Natrium oksalat ( Na2C2O4 ), BM=134 gr/mol
- H2SO4 pekat
- Aquadest

** Pembuatan 500 ml KMnO4 0.1 N
- Timbang 1.5803 gram KMnO4 kemudian jadikan volume 1000 ml.
- Dalam gelas piala didihkan larutan tersebut selama 15-30 menit. Dinginkan sampai suhu ruangan.
- Saring dengan krus gooch dan simpan dalam botol reagen coklat.
Diperoleh : 500 ml KMnO4 0.1 N

** Pembuatan 100 ml Na2C2O4 0.1 N
- Timbang dengan tepat 0.67 gram natrium oksalat (yang sudah kering oven), masukkan dalam gelas piala 50 ml dan tambahkan aquadest. Aduk hingga larut.
- Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml, tambahkan aquadest sampai tanda batas. Gojog hingga homogen.

** Pembuatan 100 ml H2SO4 2 N
- Ambil 5.5 ml asam sulfat pekat, pindahkan dalam gelas piala yang sudah diisi aquadest. Aduk perlahan-lahan.
- Pindahkan ke dalam labu takar 100 ml, tambahkan aquadest sampai tanda batas.

** Standarisasi KMnO4 dengan Natrium Oksalat
- Pasang buret dan diisi dengan KMnO4 0.1 N.
- Diambil 10 ml Na2C2O4 0.1N, masukkan ke dalam erlenmeyer.
- Ditambahkan 20 ml H2SO4 2N.
- Dipanaskan sampai suhu 700C.
- Dalam keadaan panas titrasi larutan tersebut dengan KMnO4 0.1 N.
- Titrasi dihentikan saat terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda.
- Catat volume hasil titrasi dan percobaan di atas diulang 3x.

** Perhitungan
Diketahui :
V Na2C2O4 = 10 ml
N Na2C2O4 = 0.1 N
V KmnO4 = v ml ( volume hasil titrasi )

N KMnO4 =....?

mol ek KMnO4 = mol ek Na2C2O4








Standarisasi Kalium Permanganat ( KMnO4 ) dengan Asam Oksalat (H2C2O4 )

Selain menggunakan larutan baku natrium oksalat standarisasi kalium permanganat juga bisa dilakukan dengan menggunakan larutan baku asam oksalat. Prosedur kerja hampir sama seperti pada standarisasi dengan larutan baku natrium oksalat.

** Alat yang digunakan :
Analog seperti pada standarisasi dengan natrium oksalat.

** Bahan yang digunakan :
- Kalium permanganat ( KMnO4 )
- Asam oksalat (H2C2O4.2H2O), BM = 126.07 gr/mol
- H2SO4 pekat
- Aquadest

** Pembuatan 500 ml KMnO4 0.1 N
Analog seperti pada standarisasi dengan natrium oksalat.
Atau bisa juga dibaca pada artikel sebelumnya Membuat Larutan Kalium Permanganat 0.1 N ( 0.02 M )

** Pembuatan 100 ml H2SO4 2 N
Analog seperti pada standarisasi dengan natrium oksalat.
Untuk perhitungan jelasnya bisa dibaca pada artikel Membuat Larutan H2SO4 1 N


** Pembuatan 100 ml H2C2O4.2H2O 0.1 N

- Timbang dengan tepat 0.6303 gram asam oksalat, masukkan dalam gelas piala 50 ml dan tambahkan aquadest. Aduk hingga larut.
- Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml, tambahkan aquadest sampai tanda batas. Gojog hingga homogen.


** Standarisasi KMnO4 dengan Asam Oksalat

- Pasang buret dan diisi dengan KMnO4 0.1 N.
- Diambil 10 ml H2C2O4 0.1N, masukkan ke dalam erlenmeyer.
- Ditambahkan 5 ml H2SO4 2N.
- Dipanaskan pada suhu 600C - 700C.
Dalam keadaan panas titrasi larutan tersebut dengan KMnO4 0.1 N.
- Titrasi dihentikan saat terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda.
- Catat volume hasil titrasi dan percobaan diatas diulang 3x.

** Perhitungan
Diketahui :
V H2C2O= 10 ml
N H2C2O= 0.1 N
V KmnO4 = v ml ( volume hasil titrasi )

N KMnO4 =....?

mol ek KMnO4 = mol ek H2C2O4

Membuat 1000 ml Larutan Kalium Permanganat 0.1 N ( 0.02 M )

Kalium permanganat ( Potassium permanganat ) merupakan garam yang mengandung ion K+ dan MnO4-dengan rumus kimia KMnO4. Senyawa ini merupakan agen pengoksidasi yang kuat.
Kalium permanganat mudah larut dalam air dan menghasilkan larutan yang berwarna ungu pekat, dan penguapan dari larutan ini meninggalkan kristal prismatik yang berwarna ungu agak hitam.

Kalium permanganat sebagai pengoksidan kuat memiliki banyak kegunaan yaitu :
  1. Sebagai antiseptik, pada larutan encer senyawa ini dapat digunakan sebagai obat sariawan, desinfektan untuk tangan dan pengobatan untuk dermatitis, infeksi jamur pada tangan atau kaki yang bersifat ringan.
  2. Dalam industri pengolahan air digunakan sebagai bahan kimia regenerasi untuk menghilangkan besi dan hidrogen sulfida.
  3. Dalam penggunaan analisis, larutan standar kalium permanganat digunakan sebagai titran pengoksidasi untuk titrasi redoks ( permanganometri ).
Berdasarkan label bahaya yang terdapat pada kemasan, kalium permanganat menimbulkan bahaya iritasi pada saluran pernafasan, hati, ginjal, usus,sistem saraf pusat, dan dapat merusak paru-paru apabila terlalu banyak menghirup senyawa ini. Sebelum membuat larutan kalium permanganat sebaiknya berhati-hati dan gunakan pelindung seperti masker, sarung tangan, dan kacamata pelindung. Hindari kontak langsung dengan mata dan hidung agar tidak terhirup.

Pembuatan 1000 ml Larutan Kalium Permanganat ( KMnO4 ) 0.1 N ( 0.02 M )

Diketahui :
BM KMnO4 = 158.034 gr/mol
valensi  KMnO4 = 5

Ditanya : KMnO4 yang perlu ditimbang...?

Penyelesaian :
Rumus :





Di mana :
N = Normalitas ( molek/L)
gr = Massa yang ditimbang (gr)
BM = Berat Molekul (gr/mol)
V = Volume yang diinginkan (L)
a = nilai valensi 

0.1 N = (gr/ 158.034gr/mol x 1L) x 5
gr = ( 158.034 gr/mol x 1 L x 0.1N ) / 5
gr = 15.8034 / 5
gr = 3.1606 gram
Jadi KMnO4 yang perlu ditimbang untuk membuat KMnO4 0.1 N adalah 3.1606 gram.

Langkah untuk membuat larutan KMnO4 0.1 N :
  1. Timbang dengan tepat KMnO4 sebanyak 3.1606 gram, masukkan dalam gelas piala 1000 ml. Tambahkan aquadest sampai volume 1000 ml. Aduk hingga larut. 
  2. Panaskan larutan tersebut hingga mendidih selama 15 - 30 menit.
  3. Dinginkan pada suhu kamar, kemudian saring dengan krus gooch.
  4. Simpan dalam wadah coklat/gelap dan beri label.
Untuk memperoleh konsentrasi sebenarnya kalium permanganat sebaiknya dibakukan/ distandarisasi. Standarisasi KMnO4 bisa dilakukan dengan menggunakan larutan baku natrium oksalat dan larutan baku asam oksalat.

Standarisasi KMnO4 bisa dibaca pada artikel Standarisasi KMnO4

Pembuatan 200 ml Larutan Kalium Permanganat ( KMnO4 ) 0.01%

Larutan kalium permanganat 0.01% artinya dalam setiap 100 gr larutan mengandung 0.01 gram KMnO4.
Untuk membuat larutan KMnO4 0.01 % sebanyak 200 ml adalah :
  1. Timbang 0.02 gram KMnO4, kemudian jadikan volume sampai 200 ml.
  2. Didihkan larutan tersebut selama 15 menit.
  3. Dinginkan dan saring dengan krus gooch.
Larutan KMnO4 0.01% ini biasanya digunakan sebagai antiseptik atau obat luka yang bersifat ringan.





Membuat 500 ml Larutan NaCl 0.1 M ( 0.1 N ) dari Kristal Murni NaCl

Natrium klorida ( sodium chlorida ) atau disebut juga dengan garam dapur dengan rumus kimia NaCl merupakan senyawa kimia berbentuk bubuk kristal padat berwarna putih, tidak berbau dan memiliki rasa asin.

NaCl  merupakan larutan elektrolit yang kuat, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik karena ketika berbentuk larutan NaCl kembali menjadi ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion yang bergerak bebas ini yang dapat menghantarkan arus listrik.
Karena merupakan senyawa ion maka NaCl mudah larut dalam air dingin, air panas, gliserol, dan amoniak, tetapi sukar larut dalam alkohol.

NaCl yang lebih dikenal dengan garam dapur biasa digunakan oleh orang atau dalam bidang industri sebagai penambah rasa pada makanan, bumbu masakan, dan pengawet alami.
NaCl juga digunakan untuk memproduksi senyawa-senyawa seperti natrium karbonat, asam klorida, dan baking soda. Digunakan juga dalam industri tekstil, industri kertas, industri karet, dan industri pemurnian minyak.

Membuat 500 ml Larutan NaCl 0.1 M (0.1N) dari Kristal Murni NaCl

** Alat yang digunakan :
     - Timbangan analitik
     - Gelas piala 250 ml
     - Batang pengaduk
     - Labu takar 500 ml

** Bahan yang digunakan :
     - NaCl ( natrium klorida )/ garam dapur
     - Aquadest

** Cara Membuat Larutan NaCl 0.1 M , 500 ml
  1. Mencari massa NaCl yang dibutuhkan yaitu dengan rumus :
   M  =( gr / Mr x V ), V dalam liter
   0.1 = ( gr / 58.5 gr/mol x 0.5 L )
   gr  = 58.5 x 0.5 x 0.1
   gr  = 2.925 gram
 Jadi NaCl yang harus ditimbang untuk membuat NaCl 0.1 M, 500 ml adalah 2.925 gram.

 2. Langkah Kerja :
 - Timbang NaCl sebanyak 2.925 gram, masukkan dalam gelas piala 250 ml. Tambahkan aquadest 200 ml. Aduk hingga larut.
 - Masukkan larutan ke dalam labu takar 500 ml, tambahkan aquadest sampai tanda batas. Gojog hingga homogen.
 - Pindahkan larutan NaCl ke dalam botol reagen dan beri label.

Membuat 500 ml Larutan NaCl 10% dari Kristal Murni NaCl

NaCl 10 % artinya dalam 100 ml larutan mengandung 10 gram NaCl.

Jadi untuk membuat NaCl 10%, 500 ml maka NaCl yang harus ditimbang sebanyak 50 gram.

** Cara Membuat :
- Timbang NaCl sebanyak 50 gram, larutkan dengan 200 ml aquadest. Aduk hingga larut.
- Pindahkan larutan ke dalam labu takar 500 ml, tambahkan aquadest sampai tanda batas.
- Gojog hingga homogen.
- Diperoleh 500 ml NaCl 10%


Membuat Larutan NaCl Jenuh

Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam kesetimbangan dengan fase padat.

Untuk membuat larutan NaCl jenuh yaitu :
- Siapkan 100 ml aquadest dalam gelas piala 200 ml.
- Tambahkan NaCl sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai NaCl tidak dapat larut lagi di dalam aquadest.
- Untuk membuat NaCl jenuh dalam 100 ml air dibutuhkan 36.5 gram NaCl.

STANDARISASI Iodium ( I2 ) dengan Natrium Tiosulfat ( Na2S2O3 )

Iodium tidak mudah larut dalam air ( 0.34 gram per liter pada 25 C ) tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion iodida.
Kelemahan pelarut beriodida adalah ion ini dapat teroksidasi oleh O2 dari udara yang dipercepat reaksinya dalam suasana asam atau oleh adaya cahaya., tetapi bersifat lambat dalam suasana netral.
Selain itu, senyawa iodida ( KI ) yang digunakan dipersyaratkan agar bebas dari iodat ( karena iodat bereaksi dengan I - dalam suasana asam dengan membentuk I2 ). Persyaratan ini seharusnya dipenuhi bila larutan I2 dalam KI akan ditetapkan sebagai larutan baku.

Standarisasi Iodium ( I2 ) dengan Natrium Tiosulfat ( Na2S2O3)

Alat yang digunakan :
- Statif dan klem
- Buret 25 ml
- Erlenmeyer 250 ml
- Gelas piala 100 ml, 250 ml
- Labu takar 250 ml, 500 ml, dan 50 ml
- Pipet volum 25 ml
- Pipet ukur 10 ml
- Pipet tetes
- Batang pengaduk

Bahan yang digunakan :
- Iodium ( I2 )
- Natrium tiosulfat ( Na2S2O3 )
- Amilum
- Aquadest

** Membuat Larutan Iodium 0.01 N , 500 ml
- Timbang 0.6345 gram iodium + 2 gram KI, masukkan dalam gelas beker 250 ml dan tambahkan aquadest    100 ml. Aduk hingga larut sempurna.
- Masukkan larutan tersebut ke dalam labu takar 500 ml dan tambahkan aquadest sampai tanda batas. Gojog hingga homogen.

** Membuat Larutan Natrium tiosulfat 0.1 N, 250 ml
- Timbang 6.25 gram natrium tiosulfat + 0.2 gram natrium bikarbonat, masukkan dalam gelas piala 250 ml dan tambahkan aquadest 100 ml.  Aduk hingga larut sempurna.
- Masukkan larutan ke dalam labu takar 250 ml, tambahkan aquadest sampai tanda batas.

** Membuat Larutan Amilum 1%, 50 ml
-Timbang 0.5 gram amilum/ kanji, larutkan dengan aquadest sampai volume 50 ml.
- Didihkan larutan amilum hingga diperoleh larutan yang agak kental.

** Cara Standarisasi
- Siapkan buret dan isi dengan natrium tiosulfat 0.1 N yang sudah dibakukan/distandarisasi.
- Pipet 25 ml larutan iodium ( I2 ), pindahkan dalam erlenmeyer 250 ml dan encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml.
- Titrasi larutan iodium (I2) dengan natrium tiosulfat dan hentikan bila larutan berwarna kuning pucat.
- Tambahkan 5 tetes indikator amilum , homogenkan dan lanjutkan titrasi secara perlahan.
- Hentikan titrasi bila warna biru larutan tepat menghilang.
- Catat volume hasil titrasi dan ulangi percobaan diatas sebanyak 3x.

** Perhitungan
Diketahui :
Volume I2 = 25 ml
Volume Na2S2O3 = v ml ( volume hasil titrasi )
Na2S2O3 = 0.1 N
N I2 = ....?
Dengan rumus








Contoh :
Dari hasil pengamatan di dapatkan :
V na.tio ul 1 = 2.7 ml
V na tio ul 2 = 2.75 ml
V na tio rata-rata = 2.72 ml

Dengan rumus :
N (I2) = N (na tio)
N1 x V1 = N2 x V2
N1 x 25 ml = 0.1 N x 2.72 ml
N1 = 0.272 / 25
N1 = 0.010 N
Jadi Normalitas I2 adalah 0.010 N

STANDARISASI Natrium Tiosulfat ( Na2S2O3 )

Larutan Natrium tiosulfat dapat digunakan sebagai larutan baku sekunder untuk standarisasi iodium. Natrium tiosulfat dapat diperoleh dengan mudah dalam keadaan kemurnian yang tinggi, tetapi selalu ada ketidakpastian dari konsentrasi yang kita buat. Untuk itu sebelum digunakan larutan tiosulfat harus distandarisasi terlebih dahulu untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya agar bisa digunakan sebagai larutan baku sekunder.

Standarisasi Natrium tiosulfat ( Na2S2O3 ) dapat dilakukan dengan menggunakan kalium iodat, kalium dikromat dan iod sebagai larutan standar primer, atau dengan kalium permanganat sebagai larutan standar sekundernya.

Standarisasi Natrium Tiosulfat dengan Kalium Iodat

Alat yang digunakan :
- Statif dan klem
- Buret 25 ml
- Erlenmeyer 125 ml
- Gelas piala 100 ml dan 250 ml
- Labu takar 500 ml, 100 ml, dan 50 ml
- Batang pengaduk
- Pipet volum 25 ml
- Pipet ukur 10 ml dan 25 ml
- Pipet tetes

Bahan yang digunakan :
- Natrium tiosulfat ( Na2S2O3. 5 H2O )
- Kalium iodat ( KIO3 )
- Amilum
- HCl

** Membuat Natrium Tiosulfat 0.1 N, 500 ml
 Dengan rumus :
N = (gr/Mr xV) x valensi
0.1 N = ( gr /248.186 x 0.5 ) x 1
gr = 248.186 gr/mol x 0.5 L x 0.1 N
gr = 12.4093 gram
- Timbang 12.4093 gram natrium tiosulfat , larutkan dengan 200 ml aquadest dan tambahkan 0.2 gram natrium bikarbonat ( sebagai pengawet ). Aduk hingga larut sempurna.
- Masukkan larutan tersebut ke dalam labu takar volume 500 ml dan tambahkan aquadest sampai tanda  batas.
Diperoleh : 500 ml natrium tiosulfat 0.1 N

** Membuat Kalium Iodat ( KIO3 ) 0.1 N , 100 ml
Dengan rumus :
N = (gr/Mr xV) x valensi
0.1 N = ( gr /214.016 x 0.1 ) x 6
gr = (214.016 gr/mol x 0.1 L x 0.1 N) / 6
gr = 0.3567 gram
- Timbang 0.3567 gram KIO3, larutkan dengan aquadest 50 ml. Aduk hingga larut.
- Masukkan larutan KIO3 ke dalam labu takar 100 ml, tambahkan aquadest sampai tanda batas.
Diperoleh : 100 ml Kalium iodat 0.1 N

** Membuat Larutan HCl 2 N, 100 ml
- Isi labu takar 100 ml dengan aquadest 50 ml.
- Ambil 16.5 ml HCl pekat dengan pipet ukur, pindahkan ke dalam labu takar yang telah diisi aquadest tadi.
- Tambahkan aquadest sampai tanda batas.
 Diperoleh : 100 ml HCl 2 N

Untuk rumus cara menghitung bisa di buka pada artikel sebelumnya : Cara Membuat Larutan HCl 1 N

** Membuat Larutan Indikator Amilum 1%, 50 ml
- Timbang 0.5 gram amilum/kanji, larutkan dalam 50 ml aquadest.
- Didihkan larutan tersebut hingga diperoleh larutan amilum yang agak kental.

** Cara Standarisasi Natrium Tiosulfat dengan Kalium Iodat
- Siapkan buret 25 ml dan isi dengan larutan natrium tiosulfat 0.1 N.
- Dipipet 25 ml kalium iodat 0.1 N dan masukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml.
- Ditambahkan 2 gram KI, goyang perlahan - lahan hingga KI larut sempurna.
- Ditambahkan 10 ml HCl 2 N dan segera titrasi dengan natrium tiosulfat.
- Saat warna kuning hampir menghilang, hentikan titrasi dan tambahkan 5 tetes indikator amilum.
- Lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat menghilang.
- Catat volume natrium tiosulfat hasil titrasi dan ulangi percobaan diatas sebanyak 3 kali.

Sebelum ditambahkan HCl larutan KIO3 berwarna bening, dan setelah ditambah HCl 2 N larutan berubah menjadi kuning. Saat warna kuning hampir menghilang, ditambahkan indikator amilum larutan berubah menjadi biru. Setelah warna biru menghilang titrasi dihentikan.

** Perhitungan
Diketahui :
V KIO3 = 25 ml
N KIO3 = 0.1 N
V tio = v ml ( volume hasil titrasi )
N tio = Normalitas tio yang dicari...?

Dengan rumus :








Standarisasi Natrium Tiosulfat dengan Kalium Dikromat

Alat yang digunakan :
- Statif dan klem
- Buret 25 ml
- Erlenmeyer 500 ml
- Gelas piala 100 ml 
- Labu takar 100 ml
- Batang pengaduk
- Pipet volum 25 ml
- Pipet ukur 10 ml
- Pipet tetes


Bahan yang digunakan :
- Natrium tiosulfat ( Na2S2O3. 5 H2O )
- Kalium dikromat ( K2Cr2O7 )
- Amilum
- HCl

** Membuat Natrium Tiosulfat 0.1 N, 500 ml
Cara membuat larutan sama seperti di atas pada standarisasi natrium tiosulfat dengan kalium iodat.

Artikel Sebelumnya : Membuat Natrium Tiosulfat 0.1 N

** Membuat Kalium dikromat ( K2Cr2O7 ) 0.1 N , 100 ml
Dengan rumus :
N = (gr/Mr xV) x valensi
0.1 N = ( gr /294.19 x 0.1 ) x 6
gr = (294.19 gr/mol x 0.1 L x 0.1 N) / 6
gr = 0.49 gram
- Timbang 0.49 gram K2Cr2O7, larutkan dengan aquadest 50 ml. Aduk hingga larut.
- Masukkan larutan K2Cr2O7 ke dalam labu takar 100 ml, tambahkan aquadest sampai tanda batas.
Diperoleh : 100 ml Kalium dikromat 0.1 N

Artikel Terkait : Membuat Larutan Natrium Dikromat 0.1 N

** Membuat Larutan HCl 2 N, 100 ml
Cara membuat larutan sama seperti di atas pada standarisasi natrium tiosulfat dengan kalium iodat.

** Membuat Larutan Indikator Amilum 1%, 50 ml
- Timbang 0.5 gram amilum/kanji, larutkan dalam 50 ml aquadest.
- Didihkan larutan tersebut hingga diperoleh larutan amilum yang agak kental.

** Cara Standarisasi Natrium Tiosulfat dengan Kalium dikromat
- Siapkan buret 25 ml dan isi dengan larutan natrium tiosulfat 0.1 N.
- Dipipet 25 ml kalium dikromat 0.1 N dan masukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml.
- Ditambahkan 2 gram KI, goyang perlahan - lahan hingga KI larut sempurna.
- Ditambahkan 10 ml HCl 2 N dan encerkan sampai 200 ml.
- Dititrasi dengan natrium tiosulfat 0.1 N hingga berwarna kuning muda.
- Saat warna kuning muda, hentikan titrasi dan tambahkan 5 tetes indikator amilum.
- Lanjutkan titrasi secara perlahan, dan hentikan titrasi saat warna biru menghilang dan warna hijau muda muncul.
- Catat volume natrium tiosulfat hasil titrasi dan ulangi percobaan diatas sebanyak 3 kali.

** Perhitungan
Diketahui :
K2Cr2O7 = 25 ml
K2Cr2O7 = 0.1 N
tio = v ml ( volume hasil titrasi )
tio = Normalitas tio yang dicari...?

Dengan rumus :