-->
Home » » Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan

Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan

Adanya pandemi COVID-19 banyak masyarakat mencari cairan antiseptik dan disinfektan. Kedua cairan ini dapat digunakan untuk mencegah penyebaran COVID-19 karena antiseptik dan disinfektan dapat membunuh virus. Namun penggunaan kedua bahan ini tidak bisa disamakan.



Agar tidak salah dalam menggunakan maka perlu mengenal lebih dalam apa itu antiseptik dan disinfektan. Berikut perbedaan dan pengertian dari masing-masing cairan.

Apa itu Antiseptik ?

Menurut Wikipedia, Antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan hidup,contohnya pada permukaan kulit.

Beberapa kegunaan antiseptik yaitu :
  1. Bahan pembersih dalam cuci tangan.
  2. Membersihkan kulit sebelum operasi.
  3. Mengobati infeksi kulit.
  4. Mengobati infeksi tenggorokan dan mulut.
  5. Membasmi kuman pada selaput lender.
Mekanisme kerja antiseptik terhadap mikroorganisme berbeda-beda, misalnya dengan mendehidrasi bakteri, mengoksidasi sel bakteri, mengkoagulasi/menggumpalkan cairan di sekitar bakteri, meracuni sel bakteri.

Beberapa contoh bahan antiseptik yaitu :
  1. Hidrogen Peroksida ( H2O2 ), merupakan antiseptik kuat namun tidak mengiritasi jaringan hidup. Senyawa ini dapat diaplikasikan sebagai antiseptik pada membrane mukosa. Kelemahan dari zat ini adalah harus selalu dijaga kondisinya karena zat ini mudah mengalami kerusakan ketika kehilangan oksigen.
  2. Garam Merkuri ( HgCl), merupakan senyawa antiseptik yang paling kuat. Merkuri klorida dapat digunakan untuk mencuci tangan dengan perbandingan dalam air 1 : 1000. Senyawa ini dapat membunuh hampir semua jenis bakteri dalam beberapa menit. Kelemahan dari senyawa ini yaitu berkemungkinan besar mengiritasi jaringan karena daya kerja antimikrobanya sangat kuat.
  3. Asam Borat ( H3BO3 ), merupakan antiseptik lemah, tidak mengiritasi jaringan. Zat ini dapat digunakan secara optimum saat dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1 : 20.
  4. Triclosan, merupakan antiseptik yang efektif dan populer, bisa ditemui dalam sabun, obat kumur, deodoran, dan lain-lain. Triclosan mempunyai daya antimikroba dengan spektrum luas dan mempunyai sifat toksisitas minim. Mekanisme kerja triclosan adalah dengan menghambat biosintesis lipid sehingga membrane mikroba kehilangan kekuatan dan fungsinya.


Apa itu Disinfektan?

Menurut Wikipedia, Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik atau obat untuk membasmi kuman di permukaan benda mati, misalnya lantai, meja, ganggang pintu, dll.

Efektivitas disinfektan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain lama paparan, suhu, konsentrasi disinfektan, pH, dan ada tidaknya bahan pengganggu. pH merupakan factor penting dalam menentukan efektivitas disinfektan. Misal senyawa klorin akan kehilangan aktivitas disinfeksinya pada pH lingkungan lebih dari 10.

Beberapa contoh bahan disinfektan yaitu :

1. Klorin, senyawa klorin yang paling aktif yaitu asam hipoklorit. Mekanisme kerjanya adalah menghambat oksidasi glukosa dalam sel mikroorganisme dengan cara menghambat enzim-enzim yang terlibat dalam metabolism karbohidrat. Kelebihan dari disinfektan ini adalah mudah digunakan dan jenis mikroorganisme yang dibunuh dengan senyawa ini cukup luas. Sedangkan kelemahan dari disinfektan ini adalah dapat menyebabkan korosi pada pH rendah ( suasana asam ).

2. Iodine, senyawa iodine merupakan disinfektan yang efektif untuk proses desinfeksi air dalam skala kecil. Dua tetes iodine 2% dalam larutan etanol/alcohol cukup untuk mendesinfeksi 1 liter air jernih.

3. Alkohol, merupakan disinfektan yang dipakai untuk peralatan medis. Umumnya digunakan etil alkohol dan isopropyl alkohol dengan konsentrasi 60-90%, tidak bersifat korosif terhadap logam, cepat menguap, dan dapat merusak bahan yang terbuat dari karet atau plastik.

4. Amonium Kuartener, merupakan garam ammonium dengan substitusi gugus alkil pada beberapa atau keseluruhan atom H dari ion NH4+nya. Umumnya yang digunakan adalah Cetyl trimetil ammonium bromide ( CTAB ) atau lauril dimetil benzyl klorida.

5. Formaldehida, dikenal juga sebagai formalin, dengan konsentrasi efektif sekitar 8%. Formaldehida merupakan disinfektan yang bersifat karsinogenik pada konsentrasi tinggi namun tidak korosif terhadap metal, dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan pernafasan 

6. Kalium Permanganat, merupakan zat oksidan kuat namun tidak tepat untuk disinfeksi air. Penggunaan senyawa ini dapat menimbulkan perubahan rasa, warna, dan bau pada air.

7. Fenol, merupakan bahan antibakteri yang cukup kuat dalam konsentrasi 1-2% dalam air, umumnya dikenal dengan lisol dan kreolin. Fenol bersifat toksik, stabil, tahan lama, berbau tidak sedap, dan dapat menyebabkan iritasi.

Beberapa produk pembersih rumah tangga yang bisa digunakan untuk disinfektan yaitu :

  1. Bayclin lemon
  2. Bayclin reguler
  3. Bebek kamar mandi
  4. Dettol antiseptic liquid
  5. Dettol pembersih lantai citrus
  6. Proclin pemutih
  7. Soklin pemutih
  8. SOS pembersih lantai antibacterial
  9. Wipol pembersih lantai cemara
  10. Wipol pembersih lantai sereh dan jeruk











2 komentar:

  1. Terima kasih ... postingannya sangat bermanfaat... semoga berkah ilmux ... d tunggu postingan berikutnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih kakak, komentar positifnya menjadi mood booster tersendiri untuk penulis, tambah semangat dalam berkarya.

      Delete

Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar