-->
Home » » Penentuan Kadar Protein Metode Kjedahl

Penentuan Kadar Protein Metode Kjedahl

Protein merupakan komponen yang banyak terdapat pada sel tanaman dan hewan. Protein merupakan sumber gizi utama yaitu sebagai sumber asam amino.

Penentuan kadar protein dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yaitu metode kjedahl, metode biuret, metode lowry, metode pengikatan zat warna dan metode titrasi formol.

Pada artikel ini hanya akan dibahas penentuan kadar protein dengan menggunakan metode kjedahl. Metode ini sangat umum digunakan dan dapat digunakan untuk analisis protein semua jenis bahan pangan. Prosedur penetapannya tidak membutuhkan biaya mahal ( kecuali bila digunakan sistem automatis ) dan hasilnya cukup akurat. Salah satu kelemahan dari metode ini adalah metode ini tidak hanya mengukur nitrogen pada protein tetapi juga nitrogen dari non protein. Oleh karena itu, perlu digunakan faktor konversi dalam perhitungan.


Penentuan Kadar Protein Metode Kjedahl

Alat : 
  • Alat destilasi
  • Timbangan analitik
  • Labu didih
  • Erlenmeyer 100/125 ml
  • Buret 10 atau 25 ml
Bahan :

>> Asam sulfat pekat ( 95 - 97% )
>> Selenium

>> Asam Borat 1%
    Timbang 1 gram asam borat kemudian larutkan dengan aquadest sampai volume 100 ml.

>> Natrium hidroksida ( NaOH ) 40%
     Timbang 400 gram NaOH dalam gelas piala 600 ml. Aduk hingga larut. Setelah dingin tambah aqudeat sampai volume 1000 ml.

>> Penunjuk Conway 
    Timbang 0,1 gram metil merah ( metil red ) dan 0,150 gram hijau bromkresol ( bromcresol green ) kemudian larutkan dengan 200 ml etanol 96%.

>> Larutan baku asam sulfat ( H2SO4 ) 0,05 N
     Pipet 1,4 ml H2SO4 pekat kemudian encerkan dengan aquadest sampai volume 1000 ml.

Cara Standarisasi asam sulfat bisa dilihat pada artikel : Standarisasi H2SO4

Cara Kerja :

Destruksi
  1. Timbang sampel 0,2 - 0, 5 gram ( tergantung jenis sampel ). Masukkan ke dalam labu didih.
  2. Tambahkan 1 gram selenium dan 3 ml H2SO4 pekat ( jika kadar protein tinggi digunakan 5 ml asam sulfat ).
  3. Destruksi hingga didapat ekstrak jernih.
  4. Tabung diangkat, didinginkan, kemudian ekstrak diencerkan dengan aquadest hingga volume 50 ml. Kocok sampai homogen. 
Destilasi
  1. Pindahkan secara kualitatif seluruh ekstrak sampel ke dalam labu didih ( yang berada dalam alat destilasi ), tambahkan NaOH 40% sebanyak 20 ml dan secepatnya ditutup.
  2. Siapkan penampung untuk NH3 yaitu erlenmeyer yang berisi 10 ml asam borat 1% yang ditambah indikator conway 3 tetes ( berwarna merah muda). Kemudian dihubungkan dengan alat destilasi.
  3. Destilasi dihentikan apabila volume dalam erlenmeyer mencapai 75 ml (berwarna hijau).
Titrasi
  1. Siapkan buret 25 ml dan diisi dengan H2SO4 0,05 N.
  2. Titrasi larutan tersebut sampai terjadi perubahan warna ( dari warna hijau menjadi warna merah muda ).
  3. Catat volume hasil titrasi.
** Buat juga larutan blanko dengan mengganti sampel dengan aquadest, lakukan destruksi, destilasi, dan titrasi seperti langkah diatas.

** Larutan pentitar selain menggunakan H2SO4 bisa juga menggunakan HCl 0,02 N.

Perhitungan :








Keterangan :
V sampel   = ml titar sampel
V blanko   = ml titar blanko
N H2SO4  = normalitas H2SO4 ( 0,05 N )
bst N         = berat setara nitrogen ( 14,008 )
100            = konversi ke persen

Tabel Faktor konversi untuk mengkonversi persen nitrogen menjadi protein

No
Bahan
Faktor
Konversi



1
Campuran
6,25
2
Daging
6,25
3
Maizena
6,25
4
Roti, gandum, makaroni, bakmi
6,25
5
Susu dan produk susu
6,38
6
Tepung
5,70
7
Telur
6,68
8
Gelatin
5,55
9
Kedelai
5,71
10
Beras
5,95
11
Kacang tanah
5,46

DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan, N dkk. 2011. Analisis Pangan. Dian Rakyat. Jakarta.

Balai Penelitian Tanah. 2009. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah,Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah. Bogor.

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar